LEMBAR KERJA 3.1
MENYUSUN BEST PRACTICES
Disusun Guna Memenuhi Tugas Refleksi Akhir (komprehensif) dan Rencana Tindak Lanjut
PPG Dalam Jabatan Kategori II
Oleh:
Nama : TIARA WIDIASTUTI
NPM : 2253B12605
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2022
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Best Practices 1
Lokasi | SD Negeri Medono 04 – Kota Pekalongan |
Lingkup Pendidikan | Sekolah Dasar |
Tujuan yang ingin dicapai | Menyelesaikan masalah tentang pemanfaatan TIK dalam pembelajaran belum optimal pada pembelajaran PKn |
Penulis | Tiara Widiastuti, S.Pd. |
Tanggal | 18 November 2022 |
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
| Setelah dilakukan observasi terhadap murid kelas 1 dan wawancara dengan beberapa pihak yang terkait, didapatkan hasil yakni faktor penyebab pemanfaatan TIK dalam pembelajaran belum optimal pada pembelajaran PKn karena 1. Guru belum mengembangkan diri tentang pembelajaran dengan pemanfaatan TIK 2. Media dalam TIK belum menggunakan media interaktif Sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menemukan solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Praktik ini penting untuk dibagikan karena telah mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pembelajaran dengan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang tepat. Selain itu, permasalahan ini kemungkinan juga dialami oleh guru lain. sehingga diharapkan praktik ini akan memberikan inspirasi kepada pembaca khususnya para guru. Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini sebagai tenaga pendidik yang berkewajiban menerapkan pembelajaran yang efektif dan inovatif di kelas agar materi mudah dipahami oleh murid seperti menerapkan model Problem Based Learning, pendekatan saintifik dan TPACK diintegrasikan dengan menggunakan media PPT dan video pembelajaran |
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
| Tantangan yang menjadi akar permasalahan disini berasal dari pihak guru, murid, wali murid di rumah antara lain: 1. Kurangnya perhatian dan bimbingan dari orangtua di rumah. 2. Model pembelajaran yang diterapkan guru kurang efektif dan inovatif. 3. Media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru kurang menarik dalam pembelajaran PKn. Selain itu murid kelas 1 lebih mudah memahami dan mengerti pembelajaran yang menantang serta pengalaman pembelajaran yang mereka temukan sendiri. Tantangan tersebut membuat guru harus menyelesaikan permasalahan tersebut misalnya dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Selain itu tantangan penerapan model Problem Based Learning ini adalah beberapa murid kelas 1 ada yang kurang aktif dalam menemukan pengalaman belajarnya serta kurang aktif dalam diskusi kelompok. Yang terlibat dalam praktik ini yakni: 1. Murid kelas 1 sebagai subjek pembelajaran 2. Guru sebagai fasilitator. 3. Kepala sekolah sebagai pihak yang memonitor dan membantu jalannya proses pembelajaran. 4. Teman sejawat yang membantu proses pembelajaran dalam praktik ini. |
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
| Untuk mengatasi tantangan tersebut diatas guru bisa menerapkan: 1. Berkaitan dengan model pembelajaran. Strategi pembelajaran berkaitan dengan model dan metode pembelajaran yang dilaksanakan. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning sesuai dengan sintaksnya dengan pendekatan saintifik dan TPACK. Sementara metode pembelajarannya berupa ceramah, kerja kelompok, diskusi, tanya jawab,dan penugasan. 2. Berkaitan dengan media ajar. Media ajar yang digunakan untuk mendukung pembelajaran adalah media yang kongkret yaitu benda-benda di sekitar yang mudah ditemukan. Selain itu juga didukung dengan menggunakan media PPT untuk meningkatkan interaksi dengan peserta didik, serta media Artificial Intelligence untuk meningkatkan semangat dan motivasi murid kelas 1. 4. Berkaitan dengan penilaian. Penilaian yang dilaksanakan dalam pembelajaran ini adalah penilaian otentik yang dilaksanakan pada saat pembelajaran untuk menilai sikap dan keterampilan proses serta penilaian formatif di akhir pembelajaran dengan cara murid mengerjakan soal evaluasi untuk penilaian pengetahuan. Adapun strategi pembelajaran yang digunakan dalam model Problem Based Learning ini adalah: 1. Tahap 1. Orientasi murid pada masalah 2. Tahap 2. Mengorganisasikan murid untuk belajar3. 3. Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 4. Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah |
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
| Dampak dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam materi IPA yakni murid lebih aktif, lebih memahami materi, serta pembelajaran lebih bermakna karena murid menemukan sendiri apa yang mereka pelajari. Selain itu pengerjaan tugas secara berkelompok juga melatih murid kelas 1 untuk bekerjasama dengan temannya. Penggunaan media benda konkret, PPT, serta Artificial Intelligence berupa quizziz membuat murid lebih bersemangat dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil evaluasi didapatkan 88% murid telah tuntas mengerjakan, sementara 12% murid masih butuh bimbingan karena memang kurang mampu dari segi komunikasi. Respon yang diberikan oleh kepala sekolah, murid, sangat baik terhadap pembelajaran yang telah saya lakukan. Pelajaran yang dapat diambil dari pembelajaran ini adalah sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menyediakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan untuk murid. Contohnya dengan menggunakan model yang inovatif seperti Problem Based Learning atau model lain yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. |
Best Practices 2
Lokasi | SD Negeri Medono 04 – Kota Pekalongan |
Lingkup Pendidikan | Sekolah Dasar |
Tujuan yang ingin dicapai | Menyelesaikan masalah tentang kemampuan dasar matematika beberapa peserta didik masih rendah (operasi hitung bilangan) |
Penulis | Tiara Widiastuti, S.Pd. |
Tanggal | 18 Oktober 2022 |
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
| Setelah dilakukan observasi terhadap murid kelas 1 dan wawancara dengan beberapa pihak yang terkait, didapatkan hasil yakni faktor penyebab rendahnya kemampuan dasar matematika beberapa peserta didik masih rendah (operasi hitung bilangan) karena 1. Guru kurang mengkombinasikan model pembelajaran dalam memberikan konsep operasi dasar bilangan. 2. Beberapa siswa terkadang keliru menyelesaikan operasi tambah dan operasi kurang. 3. Guru belum membiasakan latihan mandiri tentang operasi dasar bilangan dikarenakan buku latihan ditinggal di kelas.
Sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menemukan solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Praktik ini penting untuk dibagikan karena telah mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pembelajaran dengan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang tepat. Selain itu, permasalahan ini kemungkinan juga dialami oleh guru lain. sehingga diharapkan praktik ini akan memberikan inspirasi kepada pembaca khususnya para guru. Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini sebagai tenaga pendidik yang berkewajiban menerapkan pembelajaran yang efektif dan inovatif di kelas agar materi mudah dipahami oleh murid seperti menerapkan model Problem Based Learning, diintegrasikan dengan penggunaan media PPT. |
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
| Tantangan yang menjadi akar permasalahan disini berasal dari pihak guru, murid, wali murid di rumah antara lain: 1. Kurangnya perhatian dan bimbingan dari orangtua untuk membiasakan kegiatan literasi di rumah . 2. Model pembelajaran yang diterapkan guru kurang efektif dan inovatif. 3. Media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru kurang menarik dalam pembelajaran. Tantangan tersebut membuat guru harus menyelesaikan permasalahan tersebut misalnya dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Selain itu tantangan penerapan model Problem Based Learning ini adalah kemampuan dasar matematika beberapa peserta didik masih rendah (operasi hitung bilangan)
Yang terlibat dalam praktik ini yakni: 1. Murid kelas 1 sebagai subjek pembelajaran 2. Guru sebagai fasilitator. 3. Kepala sekolah sebagai pihak yang memonitor dan membantu jalannya proses pembelajaran. 4. Teman sejawat yang membantu proses pembelajaran dalam praktik ini. |
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
| Untuk mengatasi tantangan tersebut diatas guru bisa menerapkan: 1. Berkaitan dengan model pembelajaran. Strategi pembelajaran berkaitan dengan model dan metode pembelajaran yang dilaksanakan. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning sesuai dengan sintaksnya. Sementara metode pembelajarannya berupa kerja kelompok, diskusi, tanya jawab,dan penugasan. 2. Berkaitan dengan media ajar. Media ajar yang digunakan untuk mendukung pembelajaran adalah media PPT dan media papan hitung tempel untuk meningkatkan interaksi dan membantu pemahaman murid. 4. Berkaitan dengan penilaian. Penilaian yang dilaksanakan dalam pembelajaran ini adalah penilaian otentik yang dilaksanakan pada saat pembelajaran untuk menilai sikap dan keterampilan proses serta penilaian formatif di akhir pembelajaran dengan cara murid mengerjakan soal evaluasi untuk penilaian pengetahuan. Adapun strategi pembelajaran yang digunakan dalam model Problem Based Learning ini adalah: 4. Tahap 1. Orientasi murid pada masalah 5. Tahap 2. Mengorganisasikan murid untuk belajar3. 6. Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 4. Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah |
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
| Dampak dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran yakni murid lebih aktif dan kreatif. Selain itu pengerjaan tugas secara berkelompok juga melatih murid kelas 1 untuk bekerjasama dengan temannya. Penggunaan media PPT dengan menampilkan gambar dan papan hitung tempel pengurangan sebagai media untuk materi operasi hitung bilangan. Dari hasil evaluasi didapatkan 85% murid telah tuntas mengerjakan, sementara 15% murid masih butuh bimbingan karena memang kurang mampu dari segi komunikasi dan pemahaman. Respon yang diberikan oleh kepala sekolah, murid, sangat baik terhadap pembelajaran yang telah saya lakukan. Pelajaran yang dapat diambil dari pembelajaran ini adalah sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menyediakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan untuk murid. Contohnya dengan menggunakan model yang inovatif seperti Problem Based Learning atau model lain yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. |
Best Practices 3
Lokasi | SD Negeri Medono 04 – Kota Pekalongan |
Lingkup Pendidikan | Sekolah Dasar |
Tujuan yang ingin dicapai | Menyelesaikan masalah tentang belum optimalnya penerapan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa. |
Penulis | Tiara Widiastuti, S.Pd. |
Tanggal | 31 Oktober 2022 |
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
| Setelah dilakukan observasi terhadap murid kelas 1 dan wawancara dengan beberapa pihak yang terkait, didapatkan hasil yakni faktor penyebab belum optimalnya penerapan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa karena 1) Langkah – langkah pembelajaran yang dilaksanakan guru sering tidak sesuai dengan sintaks pembelajaran inovatif. 2) Model pembelajaran yang telah diterapkan tidak direfleksi. Sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menemukan solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Praktik ini penting untuk dibagikan karena telah mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pembelajaran dengan menerapkan sintaks model pembelajaran yang sesuai. Selain itu, permasalahan ini kemungkinan juga dialami oleh guru lain. sehingga diharapkan praktik ini akan memberikan inspirasi kepada pembaca khususnya para guru. Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini sebagai tenaga pendidik yang berkewajiban menerapkan pembelajaran yang efektif dan inovatif di kelas agar materi mudah dipahami oleh murid seperti menerapkan model Problem Based Learning sesuai urutan sintaks model tersebut dengan benar, diintegrasikan dengan penggunaan media PPT, dan media video pembelajaran |
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
| Tantangan yang menjadi akar permasalahan disini berasal dari pihak guru. 1. Guru seharusnya menggunakan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran . 2. Guru harus memahami betul sintaks model pembelajaran yang tepat. 3. Pengintegrasian media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru dalam pembelajaran inovatif. 4. Mengikuti seminar dan pelatihan model-model pembelajaran dalam rangka mengembangkan diri Tantangan tersebut membuat guru harus menyelesaikan permasalahan tersebut misalnya dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Selain itu tantangan penerapan model Problem Based Learning ini adalah sintaks yang diterapkan guru harus sesuai dengan model tersebut. Yang terlibat dalam praktik ini yakni: 1. Murid kelas 1 sebagai subjek pembelajaran 2. Guru sebagai fasilitator. |
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
| Untuk mengatasi tantangan tersebut diatas guru bisa menerapkan: 1. Berkaitan dengan model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning. Sementara metode pembelajarannya berupa diskusi, tanya jawab,dan penugasan. 2. Berkaitan dengan media ajar. Media ajar yang digunakan untuk mendukung pembelajaran adalah media PPT untuk menampilkan gambar dan video pembelajaran agar meningkatkan interaksi dan motivasi siswa dalam menyelesaikan masalah yang ditampilkan dalam video 4. Berkaitan dengan penilaian. Penilaian yang dilaksanakan dalam pembelajaran ini adalah penilaian otentik yang dilaksanakan pada saat pembelajaran untuk menilai sikap dan keterampilan produk serta penilaian formatif di akhir pembelajaran dengan cara murid mengerjakan soal evaluasi untuk penilaian pengetahuan berbasis TPACK. Adapun strategi pembelajaran yang digunakan dalam model Problem Based Learning ini adalah: 1. Tahap 1. Orientasi masalah kepada peserta didik 2. Tahap 2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar 3. Tahap 3. Membimbing penyelidikan kelompok 4. Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil karya |
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
| Dampak dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran yakni murid lebih aktif dan kreatif. Selain itu pengerjaan tugas secara berkelompok juga melatih murid kelas 1 untuk bekerjasama dengan temannya. Penggunaan media PPT dengan menampilkan gambar dan video pembelajaran membantu murid meningkatkan motivasi. Dari hasil evaluasi didapatkan 90% murid telah tuntas mengerjakan, sementara 10% murid masih butuh bimbingan karena memang kurang mampu dari segi pemahaman. Respon yang diberikan oleh kepala sekolah, murid, sangat baik terhadap pembelajaran yang telah saya lakukan. Pelajaran yang dapat diambil dari pembelajaran ini adalah sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menyediakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan untuk murid. Contohnya dengan menggunakan model yang inovatif seperti Problem Based Learning atau model lain yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. |
Best Practices 4
Lokasi | SD Negeri Medono 04 – Kota Pekalongan |
Lingkup Pendidikan | Sekolah Dasar |
Tujuan yang ingin dicapai | Menyelesaikan masalah tentang pembelajaran berbasis HOTS yang belum optimal pada murid kelas 1. |
Penulis | Tiara Widiastuti, S.Pd. |
Tanggal | 31 Oktober 2022 |
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
| 1. Setelah dilakukan observasi terhadap murid kelas 1 dan wawancara dengan beberapa pihak yang terkait, didapatkan hasil yakni faktor pembelajaran berbasis HOTS belum optimal pada murid kelas 1 karena a. Guru kurang mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan pembelajaran berbasis HOTS. b. Guru belum melakukan pembiasaan tentang pembelajaran HOTS c. Peserta didik belum memahami pembelajaran HOTS d. Guru belum memberikan LKPD berbasis HOTS Sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menemukan solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Praktik ini penting untuk dibagikan karena telah mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pembelajaran dengan menerapkan langkah-langkah yang sesuai. Selain itu, permasalahan ini kemungkinan juga dialami oleh guru lain. sehingga diharapkan praktik ini akan memberikan inspirasi kepada pembaca khususnya para guru. Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini sebagai tenaga pendidik yaitu berkewajiban membuat modul ajar dengan menjabarkan tujuan pembelajaran yang mencerminkan HOTS, membuat soal / LKPD berbasis HOTS. |
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
| Tantangan yang menjadi akar permasalahan disini berasal dari pihak guru. 1. Guru harus membuat modul ajar berdasarkan alur tujuan pembelajaran dan memperhatikan nilai-nilai HOTS didalamnya. 2. Melakukan langkah awal seperti pemetaan hubungan antara capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi, serta dimensi profil pelajar pancasila sesuai dengan karakteristik HOTS. 3. Melaksanaan pembelajaran dengan menerapkan kecakapan abad 21 (komunikasi, kolaboratif, berfikir kritis dan menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif) dan menyusun soal-soal pada level C4-C6. 4. Melaksanakan sintaks pada model yang sesuai agar pembelajaran HOTS lebih optimal. Pada LKPD dimunculkan soal-soal HOTS dari C4-C6. Tantangan tersebut membuat guru harus menyelesaikan permasalahan tersebut misalnya membuat modul ajar dengan menjabarkan tujuan pembelajaran yang mencerminkan HOTS serta membuat soal HOTS . Yang terlibat dalam praktik ini yakni: 1. Murid kelas 1 sebagai subjek pembelajaran 2. Guru sebagai fasilitator. |
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
| Untuk mengatasi tantangan tersebut diatas guru bisa menerapkan: 1. Berkaitan dengan pembuatan modul ajar. Salah satu contohnya, guru membuat modul ajar untuk kelas 1 mata pelajaran matematika materi bangun datar disesuaikan dengan alur tujuan pembelajaran. 2. Berkaitan dengan pemetaan awal. Menjabarkan tujuan pembelajaran menjadi IPK dengan memperhatikan KKO level HOTS yaitu C4-C6. 3. Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran sesuai abad 21. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan memperhatikan sekaligus menerapkan model pembelajaran yang inovatif sesuai kecakapan abad-21, seperti Problem Based Learning, Project Based Learning, Problem Based Learning. Adapun dalam modul ajar mata pelajaran matematika materi bangun datar ini menerapkan model Project Based Learning. 4. Berkaitan dengan sintaks model pembelajaran PjBL Menerapkan langkah-langkah pembelajaran inovatif sesuai dengan tahapannya. Seperti Tahap 1. Penentuan pertanyaan mendasar Tahap 2. Menyusun perencanaan proyek Tahap 3. Meyusun jadwal Tahap 4. Memantau murid dan kemajuan proyek Tahap 5. Penilaian hasil 5. Berkaitan dengan pembuatan soal HOTS. Guru dapat membuat soal HOTS mulai dari LKPD maupun dalam pembuatan soal evaluasi.
|
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
| Dampak dari penerapan model pembelajaran Project Based Learning dalam pembelajaran yakni murid lebih aktif dan kreatif. Selain itu penerapan soal pada LKPD maupun evaluasi dengan memperhatikan level C4-C6 membuat murid menjadi lebih bisa berpikir kritis atau HOTS. Dari hasil evaluasi didapatkan 85% murid telah tuntas mengerjakan, sementara 15% murid masih butuh bimbingan karena memang kurang mampu dari segi pemahaman. Respon yang diberikan oleh kepala sekolah, murid, sangat baik terhadap pembelajaran yang telah saya lakukan. Pelajaran yang dapat diambil dari pembelajaran ini adalah sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menyediakan pembelajaran yang tidak hanya bermakna dan menyenangkan, namun juga menuntun dan melatih murid untuk berpikir kritis. Contohnya dengan menerapkan pembelajaran inovatif berbasis HOTS dan juga penerapan soal-soal berlevel HOTS dalam evaluasi. |
Bisa diunduh di sini