google-site-verification=onXqMVHcymx9nMC7DnwEdBY04HVFHGQAPbAXexAQz-Q Website Resmi SDN Medono 04 Kota Pekalongan

GERAKAN PBLHAS KAMPANYE 3R (REDUCE-REUSE-RECYCLE) SD NEGERI MEDONO 04 KOTA PEKALONGAN

 

SD Negeri Medono 04 Kota Pekalongan - Penanaman karakter peduli lingkungan kepada anak melalui gerakan 3 R (Reduce-Reuse-Recycle) di sekolah penting dilakukan sejak dini. Harapannya, lambat laun dalam diri anak akan terbentuk kesadaran dan motivasi internal.

Berikut ini disajikan contoh-contoh penerapan 3 R yang dapat dilakukan di sekolah:

Reduce (Mengurangi)

  • Menyediakan air minum isi ulang;
  • Membawa tempat minum dan makan guna ulang;
  • Acara sekolah bebas sampah plastik dan styrofoam;
  • Makanan dan minuman tanpa kemasan plastik sekali pakai yang dijual di kantin;
  • Makanan dan minuman tanpa kemasan styrofoam yang dijual di kantin;
  • Kampanye tidak menggunakan plastik;
  • Minum tanpa sedotan;
  • Makan tanpa sendok plastik;
  • Menghabiskan makan dan minum;

Reuse (Menggunakan Kembali)

  • Menggunakan botol plastik bekas untuk media tanam;
  • Menggunakan cup kopi plastik untuk tempat pensil;
  • Menggunakan kertas bolak balik untuk buku catatan/notes;
  • Menggunakan kertas bekas sebagai amplop atau pembungkus;
  • Menggunakan amplop berulang;
  • Menggunakan kemasan bekas dari produk-produk yang dibeli semaksimal mungkin;
  • Mengguna ulang catridge printer yang diberikan pada agen printer;

Recycle (Mendaur Ulang)

  • Pemilahan sampah;
  • Menyetor sampah plastik ke pemulung/bank sampah;
  • Menyetor sampah kertas ke pemulung/bank sampah;
  • Membuat kompos cair dan padat;
  • Membuat daur ulang sampah kertas;

 



 

 

 

 

 

KAMPANYE KONSERVASI ENERGI DAN AIR DI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT SEKITAR SD NEGERI MEDONO 04 KOTA PEKALONGAN

 


Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan kita sehari-hari, dengan adanya air kita dapat melakukan aktivitas seperti mandi, mencuci, bahkan bisa sampai meminum air yang ada di alam setelah melakukan pemfilteran.

Salah satu dukungan dalam menjaga kelestarian sumber daya energi dan air, SD Negeri Medono 04 melaksanakan kampanye konservasi energi dan air di lingkungan masyarakat sekitar sekolah. Konservasi energi dan air ini merupakan inisiatif yang sangat baik untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penggunaan yang bijak dan efisien terhadap sumber daya yang ada di sekitar kita.

 

 

Adapun agenda yang dilakukan saat kampanye tersebut diantaranya tentang betapa pentingnya air  dan energi dalam hal ini adalah listrik dikehidupan sehari-hari, apa bahayanya jika kelestarian air tidak dijaga dengan baik, apa akibatnya jika kita terlalu boros dalam penggunaan energi dan bagaimana cara melestarikan dan menjaga sumber daya tersebut.

Adapun langkah-langkah dalam konservasi air & energi diantaranya mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga kelestarian air dan energi, melakukan praktik langsung bagaimana melakukan perawatan dan pencegahan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, memberikan penghargaan dimana dapat memberikan motivasi tambahan kepada masyarakat, serta melakukan pengawasan terhadap pelestarian air dan energi tersebut.

Selain langkah-langkah tersebut, ingatlah pentingnya menjadi contoh yang baik dengan menerapkan langkah-langkah konservasi energi dan air dalam kehidupan sehari-hari anda sendiri. Dengan menginspirasi dan melibatkan masyarakat sekitar sekolah, Anda dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan sadar akan pentingnya pengelolaan yang bijak terhadap sumber daya energi dan air.

 
 

 

 

 

 

KADER ADIWIYATA SD NEGERI MEDONO 04 KOTA PEKALONGAN KAMPANYEKAN PEDULI LINGKUNGAN

 


Kota Pekalongan - SD Negeri Medono 04 Kota Pekalongan akan menuju ke sekolah Adiwiyata Tingkat Kota Pekalongan 2024. Berbagai hal dilakukan termasuk melakukan kampanye peduli lingkungan. Di acara jalan sehat, siswa yang menjadi Kader Adiwiyata di SD Negeri Medono 04 Kota Pekalongan membentangkan poster berisi narasi peduli lingkungan kepada masyarakat di sekitar sekolah, hemat air cintai bumi, hemat Energi dan sebagainya, Sabtu (28/9/2024).

Kepala Sekolah SD Negeri Medono 04 Kota Pekalongan, Slamet Wahyono, S.Pd.SD mengungkapkan bahwa kegiatan kampanye peduli cinta lingkungan ini bagian dari program Tim Adiwiyata SD Negeri Medono 04 Kota Pekalongan, dimana untuk program ini di dalamnya ada kader adiwiyata sejumlah 30 siswa.

Kepala Sekolah menjelaskan, hari ini sekolah melakukan kampanye peduli lingkungan ke masyarakat sekitar untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap pengehematan air dan penghematan energi. Selain itu, untuk menginformasikan ke masyarakat bahwa SD Negeri Medono 04 Kota Pekalongan memiliki rumah botol plastik.

"Tim Adiwiyata telah mengawali program ini dengan menyusun PBLHS (Peduli Budaya Lingkungan Hidup Sekolah) yang disusun 2 tahun sekali. Kami melibatkan seluruh warga sekolah dan sekitar sekolah dapat mendukung program ini," tambah Kepala Sekolah.

Hal yang ditekankan SD Negeri Medono 04 Kota adalah memberi edukasi kepada para siswa agar cinta lingkungan, dan memahami pentingnya kebersihan, penghijauan, hemat air dan listrik.

"Program penghijauan sudah digalakkan sejak tahun 2023. Kemudian untuk program pengurangan sampah kami awali dengan membiasakan para siswa untuk membawa tumbler atau botol minuman dari rumah, di sekolah kami juga menyediakan air galon. Ini untuk mengurangi sampah plastik." papar Kepala Sekolah.

 "Mudah-mudahan dengan kampanye peduli lingkungan ini dapat memberi edukasi kepada masyarakat, siswa juga ke depannya dapat memiliki kesadaran untuk merawat dan menjaga lingkungan. Mudah-mudahan November 2024 masuk menjadi Sekolah Adiwiyata Tingkat Kota Pekalongan," pungkas Slamet Wahyono, S.Pd.SD

Best Practise Tiara Widiastuti, S.Pd.

LEMBAR KERJA 3.1

 

MENYUSUN BEST PRACTICES

 

 

 

 


 

 

 

 

 

     Disusun Guna Memenuhi Tugas Refleksi Akhir (komprehensif) dan Rencana Tindak Lanjut

 PPG Dalam Jabatan Kategori II

 

Oleh:

Nama : TIARA WIDIASTUTI

NPM : 2253B12605

 

 

 

 

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

 2022

LK 3.1 Menyusun Best Practices

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Best Practices 1

Lokasi

SD Negeri Medono 04 – Kota Pekalongan

Lingkup Pendidikan

Sekolah Dasar

Tujuan yang ingin dicapai

Menyelesaikan masalah tentang pemanfaatan TIK dalam pembelajaran belum optimal pada pembelajaran PKn

Penulis

Tiara Widiastuti, S.Pd.

Tanggal

18 November 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Setelah dilakukan observasi terhadap murid kelas 1 dan wawancara dengan beberapa pihak yang terkait, didapatkan hasil yakni faktor penyebab pemanfaatan TIK dalam pembelajaran belum optimal pada pembelajaran PKn karena

1. Guru belum mengembangkan diri tentang pembelajaran dengan pemanfaatan TIK

2. Media dalam TIK belum menggunakan media interaktif

Sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menemukan solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Praktik ini penting untuk dibagikan karena telah mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pembelajaran dengan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang tepat.

Selain itu, permasalahan ini kemungkinan juga dialami oleh guru lain. sehingga diharapkan praktik ini akan memberikan inspirasi kepada pembaca khususnya para guru.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini sebagai tenaga pendidik yang berkewajiban menerapkan pembelajaran yang efektif dan inovatif di kelas agar materi mudah dipahami oleh murid seperti menerapkan model Problem Based Learning, pendekatan saintifik dan TPACK diintegrasikan dengan menggunakan media PPT dan video pembelajaran

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Tantangan yang menjadi akar permasalahan disini berasal dari pihak guru, murid, wali murid di rumah antara lain:

1.   Kurangnya perhatian dan bimbingan dari orangtua di rumah.

2.   Model pembelajaran yang diterapkan guru kurang efektif dan inovatif.

3.   Media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru kurang menarik dalam pembelajaran PKn. Selain itu murid kelas 1 lebih mudah memahami dan mengerti pembelajaran yang menantang serta pengalaman pembelajaran yang mereka temukan sendiri.

Tantangan tersebut membuat guru harus menyelesaikan permasalahan tersebut misalnya dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Selain itu tantangan penerapan model Problem Based Learning ini adalah beberapa murid kelas 1 ada yang kurang aktif dalam menemukan pengalaman belajarnya serta kurang aktif dalam diskusi kelompok.

Yang terlibat dalam praktik ini yakni:

1.  Murid kelas 1 sebagai subjek pembelajaran

2.  Guru sebagai fasilitator.

3.  Kepala sekolah sebagai pihak yang memonitor dan membantu jalannya proses pembelajaran.

4.  Teman sejawat yang membantu proses pembelajaran dalam praktik ini.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Untuk mengatasi tantangan tersebut diatas guru bisa menerapkan:

1.     Berkaitan dengan model pembelajaran.

Strategi pembelajaran berkaitan dengan model dan metode pembelajaran yang dilaksanakan. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning sesuai dengan sintaksnya dengan pendekatan saintifik dan TPACK. Sementara metode pembelajarannya berupa ceramah, kerja kelompok, diskusi, tanya jawab,dan penugasan.

2.     Berkaitan dengan media ajar.

Media ajar yang digunakan untuk mendukung pembelajaran adalah media yang kongkret yaitu benda-benda di sekitar yang mudah ditemukan. Selain itu juga didukung dengan menggunakan media PPT untuk meningkatkan interaksi dengan peserta didik, serta media Artificial Intelligence untuk meningkatkan semangat dan motivasi murid kelas 1.

4.     Berkaitan dengan penilaian.

Penilaian yang dilaksanakan dalam pembelajaran ini adalah penilaian otentik yang dilaksanakan pada saat pembelajaran untuk menilai sikap dan keterampilan proses serta penilaian formatif di akhir pembelajaran dengan cara murid mengerjakan soal evaluasi untuk penilaian pengetahuan.

Adapun strategi pembelajaran yang digunakan dalam model Problem Based Learning ini adalah:

1. Tahap 1. Orientasi murid pada masalah

2.  Tahap 2. Mengorganisasikan murid untuk belajar3. 

3.  Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

4. Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

5.  Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Dampak dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam materi IPA yakni murid lebih aktif, lebih memahami materi, serta pembelajaran lebih bermakna karena murid menemukan sendiri apa yang mereka pelajari. Selain itu pengerjaan tugas secara berkelompok juga melatih murid kelas 1 untuk bekerjasama dengan temannya.

Penggunaan media benda konkret, PPT, serta Artificial Intelligence berupa quizziz membuat murid lebih bersemangat dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran.

Dari hasil evaluasi didapatkan 88% murid telah tuntas mengerjakan, sementara 12% murid masih butuh bimbingan karena memang kurang mampu dari segi komunikasi.

Respon yang diberikan oleh kepala sekolah, murid, sangat baik terhadap pembelajaran yang telah saya lakukan.

Pelajaran yang dapat diambil dari pembelajaran ini adalah sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menyediakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan untuk murid. Contohnya dengan menggunakan model yang inovatif seperti Problem Based Learning atau model lain yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Best Practices 2

Lokasi

SD Negeri Medono 04 – Kota Pekalongan

Lingkup Pendidikan

Sekolah Dasar

Tujuan yang ingin dicapai

Menyelesaikan masalah tentang kemampuan dasar matematika beberapa peserta didik masih rendah (operasi hitung bilangan)

Penulis

Tiara Widiastuti, S.Pd.

Tanggal

18 Oktober 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Setelah dilakukan observasi terhadap murid kelas 1 dan wawancara dengan beberapa pihak yang terkait, didapatkan hasil yakni faktor penyebab rendahnya kemampuan dasar matematika beberapa peserta didik masih rendah (operasi hitung bilangan) karena

1. Guru kurang mengkombinasikan model pembelajaran dalam memberikan konsep operasi dasar bilangan.

2. Beberapa siswa terkadang keliru menyelesaikan operasi tambah dan operasi kurang.

3. Guru belum membiasakan latihan mandiri tentang operasi dasar bilangan dikarenakan buku latihan ditinggal di kelas. 

 

Sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menemukan solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Praktik ini penting untuk dibagikan karena telah mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pembelajaran dengan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang tepat.

Selain itu, permasalahan ini kemungkinan juga dialami oleh guru lain. sehingga diharapkan praktik ini akan memberikan inspirasi kepada pembaca khususnya para guru.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini sebagai tenaga pendidik yang berkewajiban menerapkan pembelajaran yang efektif dan inovatif di kelas agar materi mudah dipahami oleh murid seperti menerapkan model Problem Based Learning, diintegrasikan dengan penggunaan media PPT.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Tantangan yang menjadi akar permasalahan disini berasal dari pihak guru, murid, wali murid di rumah antara lain:

1.   Kurangnya perhatian dan bimbingan dari orangtua untuk membiasakan kegiatan literasi di rumah .

2.   Model pembelajaran yang diterapkan guru kurang efektif dan inovatif.

3.   Media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru kurang menarik dalam pembelajaran.

Tantangan tersebut membuat guru harus menyelesaikan permasalahan tersebut misalnya dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Selain itu tantangan penerapan model Problem Based Learning ini adalah kemampuan dasar matematika beberapa peserta didik masih rendah (operasi hitung bilangan)

 

Yang terlibat dalam praktik ini yakni:

1.  Murid kelas 1 sebagai subjek pembelajaran

2.  Guru sebagai fasilitator.

3.  Kepala sekolah sebagai pihak yang memonitor dan membantu jalannya proses pembelajaran.

4.  Teman sejawat yang membantu proses pembelajaran dalam praktik ini.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Untuk mengatasi tantangan tersebut diatas guru bisa menerapkan:

1.   Berkaitan dengan model pembelajaran.

Strategi pembelajaran berkaitan dengan model dan metode pembelajaran yang dilaksanakan. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning sesuai dengan sintaksnya. Sementara metode pembelajarannya berupa kerja kelompok, diskusi, tanya jawab,dan penugasan.

2.   Berkaitan dengan media ajar.

Media ajar yang digunakan untuk mendukung pembelajaran adalah media PPT  dan media papan hitung tempel  untuk meningkatkan interaksi dan membantu pemahaman murid.

4.   Berkaitan dengan penilaian.

Penilaian yang dilaksanakan dalam pembelajaran ini adalah penilaian otentik yang dilaksanakan pada saat pembelajaran untuk menilai sikap dan keterampilan proses serta penilaian formatif di akhir pembelajaran dengan cara murid mengerjakan soal evaluasi untuk penilaian pengetahuan.

Adapun strategi pembelajaran yang digunakan dalam model Problem Based Learning ini adalah:

4.  Tahap 1. Orientasi murid pada masalah

5.  Tahap 2. Mengorganisasikan murid untuk belajar3. 

6.  Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

4. Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

5.  Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Dampak dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran yakni murid lebih aktif dan kreatif. Selain itu pengerjaan tugas secara berkelompok juga melatih murid kelas 1 untuk bekerjasama dengan temannya.

Penggunaan media PPT dengan menampilkan gambar dan papan hitung tempel pengurangan sebagai media untuk materi operasi hitung bilangan.

Dari hasil evaluasi didapatkan 85% murid telah tuntas mengerjakan, sementara 15% murid masih butuh bimbingan karena memang kurang mampu dari segi komunikasi dan pemahaman.

Respon yang diberikan oleh kepala sekolah, murid, sangat baik terhadap pembelajaran yang telah saya lakukan.

Pelajaran yang dapat diambil dari pembelajaran ini adalah sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menyediakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan untuk murid. Contohnya dengan menggunakan model yang inovatif seperti Problem Based Learning atau model lain yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Best Practices 3

Lokasi

SD Negeri Medono 04 – Kota Pekalongan

Lingkup Pendidikan

Sekolah Dasar

Tujuan yang ingin dicapai

Menyelesaikan masalah tentang belum optimalnya penerapan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa.

Penulis

Tiara Widiastuti, S.Pd.

Tanggal

31 Oktober 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Setelah dilakukan observasi terhadap murid kelas 1 dan wawancara dengan beberapa pihak yang terkait, didapatkan hasil yakni faktor penyebab belum optimalnya penerapan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa karena

1) Langkah – langkah pembelajaran yang dilaksanakan guru sering tidak sesuai dengan sintaks pembelajaran inovatif.

2) Model pembelajaran yang telah diterapkan tidak direfleksi.

Sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menemukan solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Praktik ini penting untuk dibagikan karena telah mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pembelajaran dengan menerapkan sintaks model pembelajaran yang sesuai.

Selain itu, permasalahan ini kemungkinan juga dialami oleh guru lain. sehingga diharapkan praktik ini akan memberikan inspirasi kepada pembaca khususnya para guru.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini sebagai tenaga pendidik yang berkewajiban menerapkan pembelajaran yang efektif dan inovatif di kelas agar materi mudah dipahami oleh murid seperti menerapkan model Problem Based Learning sesuai urutan sintaks model tersebut dengan benar, diintegrasikan dengan penggunaan media PPT, dan media video pembelajaran

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Tantangan yang menjadi akar permasalahan disini berasal dari pihak guru.

1.  Guru seharusnya menggunakan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran .

2.  Guru harus memahami betul sintaks model pembelajaran yang tepat.

3.  Pengintegrasian media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru dalam pembelajaran inovatif.

4. Mengikuti seminar dan pelatihan model-model pembelajaran dalam rangka mengembangkan diri

Tantangan tersebut membuat guru harus menyelesaikan permasalahan tersebut misalnya dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Selain itu tantangan penerapan model Problem Based Learning ini adalah sintaks yang diterapkan guru harus sesuai dengan model tersebut.

Yang terlibat dalam praktik ini yakni:

1.  Murid kelas 1 sebagai subjek pembelajaran

2.  Guru sebagai fasilitator.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Untuk mengatasi tantangan tersebut diatas guru bisa menerapkan:

1.   Berkaitan dengan model pembelajaran.

Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning. Sementara metode pembelajarannya berupa diskusi, tanya jawab,dan penugasan.

2.   Berkaitan dengan media ajar.

Media ajar yang digunakan untuk mendukung pembelajaran adalah media PPT untuk menampilkan gambar dan video pembelajaran agar meningkatkan interaksi dan motivasi siswa dalam menyelesaikan masalah yang ditampilkan dalam video

4.   Berkaitan dengan penilaian.

Penilaian yang dilaksanakan dalam pembelajaran ini adalah penilaian otentik yang dilaksanakan pada saat pembelajaran untuk menilai sikap dan keterampilan produk serta penilaian formatif di akhir pembelajaran dengan cara murid mengerjakan soal evaluasi untuk penilaian pengetahuan berbasis TPACK.

Adapun strategi pembelajaran yang digunakan dalam model Problem Based Learning ini adalah:

1.  Tahap 1. Orientasi masalah kepada peserta didik

2.  Tahap 2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar

3.  Tahap 3. Membimbing penyelidikan kelompok

4. Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

5.  Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil karya

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Dampak dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran yakni murid lebih aktif dan kreatif. Selain itu pengerjaan tugas secara berkelompok juga melatih murid kelas 1 untuk bekerjasama dengan temannya.

Penggunaan media PPT  dengan menampilkan gambar dan video pembelajaran membantu murid meningkatkan motivasi.

Dari hasil evaluasi didapatkan 90% murid telah tuntas mengerjakan, sementara 10% murid masih butuh bimbingan karena memang kurang mampu dari segi pemahaman.

Respon yang diberikan oleh kepala sekolah, murid, sangat baik terhadap pembelajaran yang telah saya lakukan.

Pelajaran yang dapat diambil dari pembelajaran ini adalah sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menyediakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan untuk murid. Contohnya dengan menggunakan model yang inovatif seperti Problem Based Learning atau model lain yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

 

 

Best Practices 4

Lokasi

SD Negeri Medono 04 – Kota Pekalongan

Lingkup Pendidikan

Sekolah Dasar

Tujuan yang ingin dicapai

Menyelesaikan masalah tentang pembelajaran berbasis HOTS yang belum optimal pada murid kelas 1.

Penulis

Tiara Widiastuti, S.Pd.

Tanggal

31 Oktober 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

1. Setelah dilakukan observasi terhadap murid kelas 1 dan wawancara dengan beberapa pihak yang terkait, didapatkan hasil yakni faktor pembelajaran berbasis HOTS belum optimal pada murid kelas 1 karena

a. Guru kurang mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan pembelajaran berbasis HOTS.

b. Guru belum melakukan pembiasaan tentang pembelajaran HOTS

c. Peserta didik belum memahami pembelajaran HOTS

d. Guru belum memberikan LKPD berbasis HOTS

Sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menemukan solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Praktik ini penting untuk dibagikan karena telah mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pembelajaran dengan menerapkan langkah-langkah yang sesuai.

Selain itu, permasalahan ini kemungkinan juga dialami oleh guru lain. sehingga diharapkan praktik ini akan memberikan inspirasi kepada pembaca khususnya para guru.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini sebagai tenaga pendidik yaitu berkewajiban membuat modul ajar dengan menjabarkan tujuan pembelajaran yang mencerminkan HOTS, membuat soal / LKPD berbasis HOTS.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Tantangan yang menjadi akar permasalahan disini berasal dari pihak guru.

1.  Guru harus membuat modul ajar berdasarkan alur tujuan pembelajaran dan memperhatikan nilai-nilai HOTS didalamnya.

2.  Melakukan langkah awal seperti pemetaan hubungan antara capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi, serta dimensi profil pelajar pancasila sesuai dengan karakteristik HOTS.

3.  Melaksanaan pembelajaran dengan menerapkan kecakapan abad 21 (komunikasi, kolaboratif, berfikir kritis dan menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif) dan menyusun soal-soal pada level C4-C6.

4. Melaksanakan sintaks pada model yang sesuai agar pembelajaran HOTS lebih optimal. Pada LKPD dimunculkan soal-soal HOTS dari C4-C6.

Tantangan tersebut membuat guru harus menyelesaikan permasalahan tersebut misalnya  membuat modul ajar dengan menjabarkan tujuan pembelajaran yang mencerminkan HOTS serta membuat soal HOTS .

Yang terlibat dalam praktik ini yakni:

1.  Murid kelas 1 sebagai subjek pembelajaran

2.  Guru sebagai fasilitator.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Untuk mengatasi tantangan tersebut diatas guru bisa menerapkan:

1.   Berkaitan dengan pembuatan modul ajar.

Salah satu contohnya, guru membuat modul ajar untuk kelas 1 mata pelajaran matematika materi  bangun datar disesuaikan dengan alur tujuan pembelajaran.

2.   Berkaitan dengan pemetaan awal.

Menjabarkan tujuan pembelajaran menjadi IPK dengan memperhatikan KKO level HOTS yaitu C4-C6.

3.   Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran sesuai abad 21.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan memperhatikan sekaligus menerapkan model pembelajaran yang inovatif sesuai kecakapan abad-21, seperti Problem Based Learning, Project Based Learning, Problem Based Learning. Adapun dalam modul ajar mata pelajaran matematika materi bangun datar ini menerapkan model Project Based Learning.

4. Berkaitan dengan sintaks model pembelajaran PjBL

Menerapkan langkah-langkah pembelajaran inovatif sesuai dengan tahapannya. Seperti  

    Tahap 1. Penentuan pertanyaan mendasar 

    Tahap 2. Menyusun perencanaan proyek

    Tahap 3. Meyusun jadwal

    Tahap 4. Memantau murid dan kemajuan proyek

Tahap 5. Penilaian hasil

5. Berkaitan dengan pembuatan soal HOTS.

Guru dapat membuat soal HOTS mulai dari LKPD maupun dalam pembuatan soal evaluasi.

Contoh pembuatan soal evaluasi dengan memperhatikan nilai-nilai HOTS pada mata pelajaran matematika materi bangun datar antara lain sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Dampak dari penerapan model pembelajaran Project Based Learning dalam pembelajaran yakni murid lebih aktif dan kreatif. Selain itu penerapan soal pada LKPD maupun evaluasi  dengan memperhatikan level C4-C6  membuat murid menjadi lebih bisa berpikir kritis atau HOTS.

Dari hasil evaluasi didapatkan 85% murid telah tuntas mengerjakan, sementara 15% murid masih butuh bimbingan karena memang kurang mampu dari segi pemahaman.

Respon yang diberikan oleh kepala sekolah, murid, sangat baik terhadap pembelajaran yang telah saya lakukan.

Pelajaran yang dapat diambil dari pembelajaran ini adalah sebagai seorang guru sudah menjadi kewajiban untuk menyediakan pembelajaran yang tidak hanya bermakna dan menyenangkan, namun juga menuntun dan melatih murid untuk berpikir kritis. Contohnya dengan menerapkan pembelajaran inovatif berbasis HOTS dan juga penerapan soal-soal berlevel HOTS dalam evaluasi.

 

 Bisa diunduh di sini


 

 

SDN MEDONO 04 PEKALONGAN

Alamat:Jl. Yudha Bakti No.2 Medono Kota Pekalongan
Telp. 0285-429740
Email: Sdnmedono04@yahoo.com
website: www.sdnmedono04pekalongan.sch.id